Kerinci Birdwatching Club (KBC)

logo kbc

 

 

 

 

 

 

Dibawah binaan Balai Taman Nasional Kerinci Seblat, pada tanggal 24 November 2002 telah dibentuk Kerinci Birdwatching Club (KBC). Tujuan pembentukan kelompok pengamat burung ini antara lain ialah sebagai wahana guna meningkatkan rasa cinta alam, kepedulian dan kebanggaan terhadap lingkungan khususnya satwa burung. Kegiatan ini juga bermanfaat bagi generasi muda untuk memupuk rasa setia kawan, alternatif kegiatan ekstra kurikuler dan meningkatkan pengetahuan tentang burung dan habitatnya serta upaya pelestariannya.

TNKS telah dikenal dikalangan para birdwatchers (pengamat burung) di tingkat internasional sebagai lokasi yang menarik untuk dikunjungi. Di kawasan taman nasional yang luasnya hampir mencapai 1,4 juta hektar meliputi 4 propinsi, 15 kabupaten/ kota ini memiliki keragaman jenis burung yang sangat tinggi. Burung yang telah diketahui di kawasan ini ada 371 jenis, termasuk diantaranya 17 jenis endemik Sumatra. Kehadiran KBC diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pelestarian kawasan konservasi TNKS beserta flora fauna didalamnya, khususnya di Kabupaten Kerinci.

Pembentukan Kerinci Birdwaching Club (KBC) tidak bisa terlepas dari Saka Wanabakti Kerinci, Saka Wanabakti adalah gerakan pramuka dibidang kehutanan. Pada awalnya KBC bernama Saka Wanabakti Kerinci Birdwatching Club (SBC) yang dibentuk atas inisiatif dari Agung Nugroho (TNKS) dan Iwan Londo (Kerabat Hijau Birdwatching Club) pada tanggal 24 November 2002. Kegiatan dimulai dengan latihan pengamatan burung yang dilakukan oleh anggota Saka Wanabakti dan dilanjutkan dengan kegiatan pengamatan di lapangan dan diskusi kelas yang dilakukan setiap hari Sabtu sore atau Minggu pagi.
Kegiatan pengamatan burung dilakukan pada berbagai tipe ekosistem di Kab. Kerinci dan di kawasan TNKS, misalnya lahan basah (Danau Kerinci, persawahan), pemukiman, batas hutan dan dalam hutan (Gunung Kerinci, Bukit Tapan, Danau Gunung 7). Jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan sekolah para peserta, semua hasil pengamatan yang telah dilakukan dicatat dalam buku sebagai data untuk analisa.

Sehubungan dengan minat generasi muda terhadap pengamatan burung yang besar maka Saka Wanabakti Kerinci Birdwatching Club membuka diri untuk anggota di luar Saka Wanabakti, selanjutnya SBC berubah nama menjadi KBC (Kerinci Birdwatching Club).
Dukungan teknis berupa pelatihan selain telah diperoleh dari Iwan Londo, KBC juga mendapat pelatihan singkat tentang fotografi dan teknik sketsa burung dari Rahman seorang konsultan desain grafis dari komponen A ICDP-TNKS, tanggal 20 -25 Mei 2003 Sunarto dari Conservation Indonesia dan Wilson Novarino dari Universitas Andalas dibantu Isman Afandi dan Elva Gemita memberikan pelatihan juga untuk KBC dan staf Balai TNKS. Kegiatan KBC juga pernah diliput oleh salah satu stasiun televisi yaitu Lativi pada tanggal 16 Maret 2003.
Tahun 2004 Pieter Van Eijk mahasiswa dari Belanda mengorganisir fundraising dan mengirimkan bantuan berupa 13 buah teropong yang diserahkan melalui Balai TNKS untuk kegiatan KBC. Dan pada tahun 2009 KBC mendapat dukungan dari Burung Indonesia untuk melakukan kegiatan survey burung.

Selama ini kebutuhan akan peralatan pengamatan burung dirasa masih terbatas, beberapa peralatan seperti teropong dan buku identifikasi masih tergantung kepada Balai TNKS, namun segala keterbatasan itu tidak menyurutkan KBC dalam beraktivitas. Dengan jumlah anggota yang terus bertambah, KBC berharap dari lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam bidang pengamatan burung dapat memberikan bantuannya berupa apa saja untuk kelangsungan kegiatan KBC.
KBC terbuka untuk umum dari berbagai kalangan, profesi, kelompok usia, ataupun latar belakang pendidikan yang mempunyai minat terhadap kajian burung dan peduli terhadap kelestariannya serta mempunyai jiwa konservasi. Untuk saat ini kegiatan KBC masih difokuskan bagi pelajar/ anak usia sekolah.

Sekilas Program Kerja

KBC bermaksud mengembangkan sistem keanggotaan berdasarkan jaringan kelompok pengamat burung berbasis institusi sekolah dan kelompok Pramuka (Sakawanabakti) dengan harapan dimasing-masing sekolah/ kelompok pramuka tersebut muncul klub-klub pengamat burung yang dikoordinasi oleh sekolah/ kelompok pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler/ krida dan aktivitasnya sinergi dengan upaya peningkatan keilmuan siswa. Klub-klub ini selanjutnya menjadi ujung tombak dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KBC seperti kegiatan fieldtrip, survey, studi banding, school visit, kampanye, pembinaan dan pelatihan serta rekruitmen anggota/ open house.

Secara ilmiah, hasil-hasil kegiatan pengamatan burung dapat menjadi materi dalam penyusunan karya ilmiah remaja yang dapat dilombakan dalam forum LKIR Nasional. Data-data burung yang dihimpun juga merupakan informasi yang sangat berharga sebagai sumber database jenis-jenis dan status burung di kawasan TNKS yang notabene merupakan salah satu area penting bagi burung (Important Bird Area).

Untuk informasi lebih lanjut:

Sekretariat Kerinci Birdwatching Club (KBC)
Jl. Basuki Rahmat 11 PO BOX 40
Sungai Penuh, Kerinci, Jambi 37101
Website:https://kerincibirdwatchingclub.wordpress.com
E-mail : kbckerinci@yahoo.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *