Pengamatan Burung dalam Rangka Hari Batik di Universitas Brawijaya
BOEHARTI merupakan wadah yang cocok untuk penikmat pesona burung nusantara. Termasuk kami yang tergabung dalam Kelompok Eksotik Akuatik dan Satwa Liar (KELAWAR) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. Untuk pengamatan, kami melakukannya di lingkungan kampus pada pagi hari ketika suasana masih tenang untuk meminimalisir kemungkinan lalu lalang kendaraan yang akan mengganggu proses pengamatan. Selain mengamati, kita dapat mengidentifikasi setiap spesies burung yang ditemui. Seperti morfologi, behavior, fisiologis, dan penyebarannya.
Pengamatan kali ini berbeda dengan yang kami lakukan sebelumnya. Pengamatan dilakukan dengan berbatik, langkah ini merupakan bentuk partisipasi dalam Hari Batik Nasional. Peduli satwa dan budaya Nusantara merupakan hal yang harus ditanamkan dalam individu masing-masing untuk menjaga identitas suatu bangsa. Seperti pendapat Mahatma Gandhi, “Kebesaran suatu bangsa dan kemajuan moralnya dapat dinilai dari cara mereka memperlakukan Hewan”, sederhana memang, tapi menjadi berat, begitupula dalam hal melestarikan sebuah kebudayaan.
Pengamatan hari pertama berlokasi di Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya dengan suasana mendung setelah hujan semalaman kami melakukan pengamatan dengan berbagai alat pendukung, seperti kamera, teleskop, dan handphone yang dilengkapi aplikasi Burungnesia yang akan mempermudah untuk identifikasi. Setelah satu jam pengamatan spesies burung yang kami temukan meliputi, Cekakak Sungai (Todiramphus chloris), Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides), Bondol Peking (Lonchura punctulata), Burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis).
Masing – masing burung ditemukan di atas pohon yang sedang bertengger, untuk ukuran dari burung – burung tersebut semua hampir terlihat sama tidak terlalu besar dan relatif kecil. Untuk burung madu kelapa dapat ditemukan yang betina dengan warna perut kuning dan punggung berwarna hijau, burung ini memakan biji – bijian yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Bondol Peking ditemukan sedang bertengger berdua di dahan pohon, dapat diketahui berwarna kecoklatan dengan bagian perut berwarna putih, makanan dari burung ini adalah biji rerumputan dan padi. Cekakak sungai memiliki warna tubuh yang paling mencolok selama pengamatan dengan punggung berwarna biru bagian abdomen berwarna putih, makanan dari burung ini sendiri adalah serangga besar, ulat, cacing, dan sejenisnya, paruhnya panjang dengan warna abu-abu. Burung yang ditemukan terakhir adalah Bondo Jawa, Bondo Jawa ini sendiri memiliki warna di punggung coklat tua dengan bagian abdomen berwarna putih bersih dan leher berwarna hitam, burung yang sering disebut juga dengan Javan Munia ini adalah salah satu burung pemakan biji – bijian seperti padi.
Pengamatan kali ini hanya menghasilkan beberapa temuan burung yang tidak banyak karena terbenturnya dengan jadwal kuliah di pagi hari. Untuk lokasi pengamatan juga masih banyak lagi selain pengamatan pada area sekitar Masjid Raden Patah, masih banyak bagian Universitas Brawijaya yang banyak digunakan beberapa burung untuk hinggap seperti beberapa pohon dan hutan kecil yang ada di Universitas Brawijaya. Pengamatan di pagi hari ini kami melakukannya di dua area, yang pertama di atas masjid Raden Patah dan di jalanan sekitar Masjid Raden Patah dan kami bershasil menemukan beberapa spesies yang telah di sebutkan tadi.
Diharapkan nanti kedepannya kami dapat melakukan kegiatan pengamatan yang lebih baik pada daerah dan lokasi yang berbeda, dan juga dapat menemukan lebih banyak spesies dari burung yang pastinya lebih menarik dan lebih bervariasi
Penulis : Rizky Ayu dan Salsabila